-->
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menjadi Kaya ala Filosofi Stoik Mindset dan Investasi yang Tepat

Cara Menjadi Kaya ala Filosofi Stoik Mindset dan Investasi yang Tepat

Gua punya statement yang bisa bikin orang bete banget sama gua: Jangan kejar passion, terutama kalau lu kagak punya uang.

Menurut gua, passion itu dikejar kalau lu punya uang. Saat lu udah bisa berkarya tanpa harus mikirin apakah kebutuhan lu terpenuhi atau kagak, barulah passion bisa jadi fokus utama. Itu kenapa gua bilang, seberapa pentingnya uang?

Pertanyaannya, apakah semua orang bisa mendapatkan uang sesuai ambisi finansial mereka? Setelah gua cek, ternyata zaman dulu di Yunani ada filosofi yang namanya Stoikisme. Mayoritas penganut filosofi ini adalah orang-orang kaya. Itu yang bikin gua penasaran dan pengen tahu lebih dalam lagi.

Gua pikir awalnya kunci Stoikisme adalah "kaya" atau dalam bahasa Inggrisnya rich. Ternyata, kata kuncinya adalah wealth, kekayaan dalam arti lebih luas. Mau secara finansial berkelebihan seperti Seneca atau cukup seperti Epictetus, mereka punya cara yang bikin mereka wealthy. Mereka tahu apa yang harus dikelola, apa yang harus diprioritaskan.

Itu yang gua pengen bahas hari ini: Gimana caranya kaya ala Stoikisme?

Cara Kaya ala Stoikisme

Balik lagi ke topik utama: Gimana cara kaya ala Stoik?

Gua sangat rekomendasiin kalian untuk cari tahu sendiri apa itu Stoikisme. Mungkin ada yang skeptis, "Emang beneran Stoikisme bisa bikin kaya?"

Jawabannya: YA! Tapi bukan sekadar kaya secara materi. Stoikisme adalah filosofi yang dianut oleh Marcus Aurelius (seorang Kaisar) sampai Epictetus (seorang budak). Artinya, filosofi ini bukan cuma buat orang kaya atau elite, tapi buat siapa aja.

1. Uang Adalah Alat, Bukan Tujuan

Di Stoikisme, uang dianggap sebagai tools alias alat. Kekayaan yang sebenarnya datang dari waktu.

Kalau lu punya banyak waktu, berarti lu sebenarnya sudah kaya. Tapi kalau lu punya banyak uang tapi nggak punya waktu, secara teknis lu miskin.

Coba pikirin ini: Apa gunanya punya banyak duit kalau lu nggak bebas?

Saat kita lahir, kita mendapatkan aset paling berharga: waktu. Setiap orang punya 2.522.880.000 detik dalam hidupnya. Satu-satunya aset yang nggak bisa dibeli. Pertanyaannya: apa yang akan kita lakukan dengan sisa aset tersebut?

2. Pahami Arti "Cukup"

Orang yang menganut filosofi Stoik harus tahu konsep "cukup".

Kalau lu nggak pernah merasa cukup, lu bakal terus-menerus mengejar sesuatu yang eksternal. Hidup lu bakal penuh dengan ambisi yang nggak ada habisnya.

Bayangin lu kerja gila-gilaan, ngejar sukses, tapi nggak tahu kapan harus berhenti. Yakin itu hidup yang bermakna?

3. Sukses Itu Nggak Linear

Di awal karir, kita sering berpikir bahwa semakin banyak jam kerja, semakin besar penghasilan. Tapi dunia nyata nggak sesimpel itu.

Seperti yang dijelaskan dalam buku Atomic Habits oleh James Clear, ada yang namanya "The Plateau of Latent Potential". Banyak orang berhenti saat ekspektasi dan realita nggak sesuai. Tapi kalau lu Stoik, lu tahu sabar dan konsistensi adalah kunci.

Banyak anak muda yang pamer kesuksesan dan kekayaannya di media sosial. Tapi, apa gunanya sukses cepat kalau akhirnya jatuh juga secepat itu?

Konsep ini dikenal sebagai Delayed Gratification, yang dipopulerkan oleh The Marshmallow Test.

4. Jangan Terobsesi dengan Barang Material

Kemiskinan itu bukan cuma soal nggak punya uang. Tapi saat lu selalu merasa kurang.

Misalnya, lu punya duit, lu beli barang yang lu pengen banget. Tapi setelah dapat, senangnya cuma bertahan 2 hari. Habis itu, lu pengen beli barang lain lagi, dan lagi.

Kalau lu terobsesi dengan barang material untuk terlihat kaya, itu sebenarnya kemiskinan dalam bentuk lain. Karena kepuasan dari barang material itu sementara.

5. Diversifikasi, Jangan Fokus di Satu Tempat

Di zaman Yunani, orang-orang Stoik terkenal multidimensional. Mereka nggak cuma belajar cari duit, tapi juga belajar filosofi, bertani, bahkan seni.

Kita bisa ambil pelajaran dari sini: jangan fokus hanya di satu bidang.

Kalau lu cuma fokus di satu tempat, lu bisa jatuh ke dalam jebakan expertise bias, merasa paling jago di satu bidang tanpa sadar bahwa kita butuh ilmu dari bidang lain juga.

Dan kalau ngomongin diversifikasi, gua rasa salah satu cara tercepat adalah melalui investasi.

Kesimpulan: Filosofi Stoik untuk Kekayaan Sejati

Orang Stoik nggak mencari validasi eksternal. Mereka mencari motivasi intrinsik terhadap kekayaan dan materi.

Coba renungkan:
✅ Apa sih kekayaan menurut gua?
✅ Apa arti cukup bagi gua?
✅ Apakah gua benar-benar butuh status sosial dan validasi eksternal?

Jelas, uang itu penting buat memenuhi kebutuhan. Tapi setelah itu, aktifkan mindset Stoikisme.

Apakah mengejar kekayaan material yang keren-keren ini benar-benar yang lu butuhkan?

Post a Comment for "Cara Menjadi Kaya ala Filosofi Stoik Mindset dan Investasi yang Tepat"