Jangan Takut Gagal! Begini Cara Saya Keluar dari Krisis Finansial
Kenapa kalian dibayar rendah? Kalau kalian bekerja tapi gajinya kecil, atau kalau kalian jualan tapi produk kalian dibayar murah, kalian harus tahu konsep yang akan gue ajarkan di artikel ini. Dengan memahami konsep ini, kalian bisa meningkatkan penghasilan kalian. Kalau kalian nggak paham, kalian nggak akan tahu bagaimana dunia ini bekerja, bagaimana pasar bekerja, dan akhirnya selamanya akan dibayar murah atau menjual sesuatu dengan harga rendah.
Tujuan gue bikin artikel ini adalah untuk membantu kalian keluar dari yang namanya "rat race". Gue nggak pengen kalian setiap bulan seperti tenggelam, lalu napas lagi, tenggelam lagi, napas lagi hidup dari gaji ke gaji (living paycheck to paycheck). Gue pengen kalian bisa naik level, sehingga bisa menjadi bagian dari "happy upper middle class". Apa untungnya buat gue? Kalau semakin banyak orang masuk ke kelas menengah, jualan-jualan gue juga makin laku, bisnis-bisnis makin berkembang, dan ekonomi berputar lebih lancar.
Kenapa Kalian Dibayar Murah?
Kalian harus paham tentang yang namanya konsep value. Semua produk dan jasa itu ada pasarnya. Apapun yang kalian jual baik barang maupun tenaga kerja ada marketnya.
Apa Itu Market?
Market adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli sehingga terjadi transaksi dengan kesepakatan harga. Dalam transaksi ini, terjadi pertukaran antara uang dan sesuatu yang didapatkan dengan uang tersebut. Kalau di job market, artinya perusahaan yang mempekerjakan kalian memberikan uang, dan kalian memberikan tenaga serta keterampilan kalian.
Dalam prinsip ekonomi, manusia tergerak oleh kelangkaan (scarcity). Jika kalian dibayar murah oleh perusahaan atau barang kalian dihargai murah, itu karena pembeli merasa bahwa produk atau jasa kalian tidak langka. Artinya, mereka bisa mendapatkan barang atau jasa yang sama dengan mudah dari orang lain.
Di dunia kerja, misalnya, lulusan S1 sekarang sudah jauh lebih banyak dibanding zaman orang tua kita dulu. Akibatnya, gelar S1 saja sudah tidak cukup membuat kalian spesial. Makanya, sering muncul keluhan di media sosial tentang perusahaan yang mencari fresh graduate dengan pengalaman dua tahun. Kenapa begitu? Karena lulusan S1 sudah terlalu banyak. Jadi, kalau perusahaan ingin mencari seseorang dengan sedikit pengalaman, itu bukan hal yang sulit.
Cara Meningkatkan Nilai Kalian
Agar kalian punya "scarcity", kalian harus menjadi sesuatu yang berbeda. Contohnya, kalau di job market ini semua orang punya gelar S1, kalian harus punya keunikan tambahan itulah yang disebut Unique Selling Point (USP) atau nilai tambah.
Misalnya, kalian lulusan akuntansi. Apa yang membedakan kalian dari lulusan akuntansi lainnya? Kalau kalian hanya bisa membuat laporan keuangan historis, kalian sama saja dengan ribuan akuntan lain. Tapi, kalau kalian juga bisa melakukan financial forecasting, menganalisis laporan keuangan untuk investasi, atau memberikan rekomendasi kepada direksi, kalian memiliki nilai lebih yang membuat kalian berbeda.
Konsep Value: Core, Added, dan Perceived Value
Value atau manfaat dibagi menjadi tiga:
Core Value – Manfaat utama, seperti skill dasar dan ijazah kalian.
Added Value – Manfaat tambahan yang membuat sesuatu lebih menarik.
Perceived Value – Manfaat yang dirasakan, sering kali dipengaruhi oleh branding dan persepsi orang lain.
Core Value
Core value adalah fungsi utama dari sesuatu. Misalnya, jam tangan core value-nya adalah menunjukkan waktu. Tapi kalau hanya mengandalkan core value, kalian tidak bisa meningkatkan nilai jual.
Added Value
Added value adalah manfaat tambahan yang membuat sesuatu lebih bernilai. Contohnya, jam tangan yang bisa mengukur detak jantung, menampilkan notifikasi, atau memiliki fitur GPS. Dalam dunia kerja, misalnya, seorang akuntan yang bisa memprediksi keuangan perusahaan memiliki added value dibandingkan akuntan biasa.
Perceived Value
Perceived value adalah nilai yang dirasakan oleh orang lain, bukan yang secara fisik ada. Misalnya, kenapa Rolex lebih mahal dari jam tangan biasa, padahal fungsinya sama? Karena ada brand image yang membuat pemakainya merasa lebih berkelas. Dalam dunia kerja, seorang akuntan yang dikenal di media sosial atau memiliki relasi dengan pemilik perusahaan bisa memiliki perceived value yang lebih tinggi, meskipun skill dasarnya sama.
Bagaimana Meningkatkan Value Kalian?
Jangan hanya fokus pada core value seperti ijazah dan skill dasar. Tambahkan added value dengan mempelajari skill tambahan yang relevan, dan tingkatkan perceived value melalui networking, personal branding, atau membangun audiens di media sosial.
Bayangkan kalian seorang akuntan yang:
Bisa membuat laporan keuangan dan menganalisis investasi.
Aktif di media sosial dan berbagi wawasan tentang akuntansi.
Memiliki banyak koneksi di industri keuangan.
Akuntan seperti ini pasti akan lebih dihargai daripada akuntan biasa yang hanya mengandalkan ijazah.
Kesimpulan
Jika kalian ingin keluar dari "rat race", kalian harus membangun added value dan perceived value. Jangan hanya mengandalkan core value yang sama dengan kebanyakan orang. Mulai sekarang, pikirkan value apa yang bisa kalian tambahkan, dan bagaimana cara meningkatkan perceived value kalian agar lebih dihargai di pasar kerja maupun bisnis.
Post a Comment for "Jangan Takut Gagal! Begini Cara Saya Keluar dari Krisis Finansial"